Tags
Bahorok, Bukit Lawang, Gunung Leuser, Ijtima', Langkat, Medan, Mubarak, Orang Utan
Medan, (Mubarak). Sabtu pagi itu (12/07)tampak cerah. Angin bertiup tak terlalu kencang. Satu Bis Murni tampak stand- by di depan masjid. Rupanya Majlis Khuddamul Ahmadiyah Medan sedang punya gawe. Untuk mengisi liburan mereka mengadakan acara tahu nan yakni Ijtima’. Para peserta Ijtima mulai berkumpul di Mesjid Mubarak Medan. Peserta dari cabang luar Medan sudah mulai berkumpul sehari sebelumnya. Peserta yang berangkat dari Medan meliputi cabang Medan, cabang Belawan, dan cabang Berastagi. Tepat pukul 09.30 Wib diawali dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Mubwil Murtiyono rombongan pun berangkat menuju Bukit Lawang dengan sebuah bus. Bukit Lawang adalah sebuah kawasan objek ekowisata yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya di Bahorok, Langkat, Sumatera Utara. Daya tarik utama objek ekowisata Bukit Lawang ini adalah lahan rehabilitasi Orangutan Sumatera (Pongo Abelii), dimana para pengunjung dapat melihat dengan dekat bagaimana kehidupan Orangutan Sumatera ini. Selain itu Bukit Lawang juga dialiri sebuah sungai yang besar dan jernih yang bernama Sungai Bahorok. Kita dapat mengarungi jeram Sungai Bahorok dengan menggunakan ban (Tubbing) dan rubber boat yang dapat memacu adrenalin. Kawasan Bukit Lawang ini pernah diluluh lantahkan oleh banjir bandang pada November 2003, namun kembali dibangun menjadi sebuah kawasan wisata yang patut dikunjungi di Sumatera Utara. Atas dasar inilah Ijtima MKAI Sumatera Utara Wilayah Barat 2011 diadakan di kawasan Bukit Lawang ini. Sepanjang perjalan menuju Bukit Lawang, pemandangan didominasi oleh perkebunan sawit yang membentang luas di kiri dan kanan jalan yang kami lewati, sesekali terdapat pemukiman penduduk diantara perkebunan sawit yang luas. Setelah empat jam perjalanan, akhirnya kami tiba di kawasan Bukit Lawang. Tampak juga MKAI cabang Namorambe yang baru juga tiba tidak lama dari bus rombongan Medan. Setelah menurunkan barang-barang dari bis, kami mulai berjalan menuju lokasi tepatnya Ijtima diadakan yang bera
da diseberang sungai. Kami harus melewati sebuah jembatan kayu gantung sepanjang kurang lebih 100 meter untuk dapat sampai di lokasi. Tawa ceria adik-adik Athfal terpancar saat melewati jembatan gantung ini. Dengan kondisi jembatan yang bergoyang ini mengharuskan adik-adik Athfal untuk dapat menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh. Hal ini juga tidak luput pengawasan dari Khudam.
Para peserta yang sudah berada di lokasi mulai membereskan barang-barang dan mulai membangun tenda serta persiapan makan siang. Tepat pukul 16.30 Wib ba’da sholat Zhuhur jamak Ashar pembukaan acara ijtima pun dimulai. Upacara dipimpin oleh saudara Yohan (QM Belawan) dan dibuka oleh bapak Murtiyono (Mubwil). Ijtima 2011 ini dihadiri oleh 5 cabang dari Sumatera Utara Wilayah Barat. Cabang Medan dengan 15 khudam dan 11 Athfal, cabang Namorambe dengan 11 Khudam dan 5 Athfal, cabang Belawan dengan 7 Khudam dan 1 Athfal, cabang Hinai dengan 3 Khudam, dan terakhir dari cabang Berastagi dengan 2 Khudam dan 2 Athfal. Jumlah Total peserta Ijtima 2011 dengan Khudam 39 peserta dan Athfal 18 Peserta.
Ada hal unik pada upacara pembukaan Ijtima 2011 ini. Para wisatawan mancanegara (bule) yang lewat disekitar tempat upacara banyak yang menonton dan ada juga yang menghampiri. Hal ini tidak disia-siakan untuk dapat berbagi cerita dengan bule tersebut. Bapak mubaligh pun tidak ikut ketinggalan untuk mengajak bule tersebut bermain tenis meja. kehangatan sore itu seakan menyampaikan pesan bahwa islam cinta damai, cinta akan semua tiada kebencian bagi siapapun.
Acara sore itu pun mulai diisi dengan perlombaan pesan berantai yang dimainkan didalam sungai. Dimana setiap hizeb diharuskan menyampaikan pesan dari orang pertama sampai orang terakhir. Canda tawa ceria lepas sore itu disungai bahorok hingga petang menjelang. Malam hari ba’da sholat Maghrib jamak Isya dan makan malam, pesera mulai berkumpul dan mengikuti perlombaan-perlombaan yang sudah disiapkan panitia. Perlombaan dimulai dengan Last Man Standing, dimana setiap hizeb harus menjawab pertanyaan yang diberikan para mubaligh hingga satu orang dari anggota hizeb yang bertahan. Orang terakhir dari setiap hizeb yang bertahan kemudian diadu lagi dengan orang terakhir hizeb lainya. setelah itu perlombaan dilanjutkan dengan memasukkan roti dari dahi menuju mulut, dimana setiap perwakilan hizeb baik Athfal dan Khudam harus memasukkan roti yang diletak didahi hingga masuk menuju mulut dengan tidak boleh menggunakan tangan. Tawa lucu dari perlombaan ini menambah suasana hangat pada malam itu. Sebelum istirahat peserta pun menyantap ikan bakar yang makin menambah suasana keakraban malam itu. Setelah semua ikan disantap habis para peserta pun beristirahat. Minggu pagi diawali dengan sholat tahajud berjamaah dilanjutkan dengan sholat subuh, peserta mulai sibuk mempersiapkan makan pagi untuk mengisi tenaga untuk mengikuti cross country yang dijadwalkan pagi ini oleh panitia. Setelah makan pagi acara cross country pun dimulai. Para peserta melewati rute-rute yang dipersiapkan panitia untuk sampai ke pos-pos yang sudah ditentukan. Tangtangan pada cross country ini yaitu menyebrang sungai, Mencari batu, serta menghitung tali pada jembatan gantung.
Setelah melewati semua tantangan cross country para peserta langsung terjun menuju sungai, air yang jernih dan bersih menambah kesegaran pagi itu. Ada yang melompat dari tebing disekitar sungai, ada juga yang bermain berenang mengikuti arus yang tenang. Saat asik bermain air terlihat seekor orangutan sumatera tampak bergantungan diatas pohon sekitar sungai bersama anaknya. Sontak semua mata tertuju padanya. Setelah lelah bermain air para peserta kembali ke camp masing-masing dan mempersiapkan makan siang dan mulai membereskan tenda masing-masing.
Ba’da sholat zhuhur jamak ashar acara penutupan ijtima 2011 dimulai. Para peserta pun berkumpul dan acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh bapak murtiyono. Setelah doa, acara pembagian hadiah menjadi acara yang paling ditunggu-tunggu. Para peserta pun membereskan dan membersihkan lokasi ijtima sebelum berangkat pulang menuju rumah masing-masing. Fahim A